Titin Prihantini, S.ST., Bd., M.Kes., AMANI

MEMPERSIAPKAN VBAC

VBAC kepanjangannya adalah Vaginal Birthing After Caesarean artinya melahirkan pervaginam atau persalinan normal setelah sebelumnya mengalami operasi Caesar. VBAC dianggap berisiko karena jaringan Rahim yang telah dijahit rentan  robek atau rupture saat terjadinya kontraksi pada persalinan normal berikutnya.

Untuk mengusahakan dan memperjuang kan VBAC, banyak hal yang harus dilakukan. Karena saat ini tidak mudah melakukan VBAC. Dan bagaimanapun ibu yang memiliki riwayat SC tetap memiliki risiko lebih besar dibanding ibu yang tanpa riwayat SC. Namun akan menjadi sangat besar keberhasilannya jika VBAC dipersiapkan secara matang dan memiliki dukungan yang optimal.

Dalam materi kulwap saya yang sebelumnya membahas tentang Support System VBAC saya bagi menjadi komponen support internal  dan eksternal.

Komponen Internal adalah bagian pendukung yang berasal dari dalam diri pelaku VBAC dalam hal ini adalah ibu yang akan melakukan TOLAC (Trial Of Labor After Caesarean). Komponen internal terdiri dari :

  1. fisik / tubuh ibu dimana peran nutrisi dan exercise sangat berpengaruh terhadap keberhasilan persalinan yang mudah, cepat, minim resiko.
  2. non fisik ibu dimana kedalaman keilmuan itu sangat penting, faktor keimanan kepada Allah SWT juga sangat penting yang akan mempengaruhi tingkat Tawaqalnya kepada Allah SWT. Dan ini tergantung dari tujuan dan niat ingin melakukan VBAC karena betul-betul inginmengembalikan kepada fitrah tubuh atau hanya sekedar mencari popularitas dan merasa hebat bisa melakukan vbac atau hanya karena takut dibully karena tidak bisa melahirkan secara normal.

Komponen Eksternal adalah bagian pendukung yang berasal dari luar ibu. Diantaranya :

  1. Suami : Suami adalah pasangan dan pendukung utama ibu. Suami pun menjadi pemimpin rumah tangga dan pengambil keputusan terbanyak.
  2. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan : diperlukan sebagai observer, fasilitator dan helper saat terjadi kegawatan.
  3. Keluarga (orang tua, mertua, saudara, kerabat) yang memiliki peran paling banyak memberikan saran, arahan dan pengaruh pada ibu.
  4. Komunitas memberikan dukungan yang meningkatkan rasa percaya diri agar merasa tidak sendirian. Komunitas juga bermanfaat memberikan informasi yang spesifik terhadap permasalahan Ibu.

Tetapi, kali ini saya tidak akan membahas tentang support system ini secara keseluruhan. Hal tersebut sudah pernah saya bahas sebelumnya. Kalau dilihat dari judul yang saya tampilkan kali ini saya akan lebih fokus pada komponen Internal yang mensupport non fisik Ibu. Karena ini sangat mempengaruhi motivasi awal. Visi dan misi pasangan dalam mencoba vbac. Oleh sebabnya saya akan fokus pada kata VBAC, ikhtiar dan taubat. Pembahasan kali ini lebih ke judul diatas.

 

VBAC, Ikhtiar dan taubat

Diawal pembuka saya sudah jelaskan tentang istilah VBAC, berikut ini kita sedikit jabarkan tentang ikhtiar dan taubat. Lalu apa hubungannya dengan ketiganya? Apakah sc itu berupa dosa? Sehingga kita harus taubat?

 Mungkin banyak dari kita yang tidak bisa menerimanya. Karena merasa sc yang lalu karena sesuatu yang memang harus dilakukan dan menjadi sebuah bentuk ikhtiar juga. Dan mungkin kita sama sekali merasa tidak bersalah.

Sayangnya, jika kita lebih memahami sebelumnya tentunya tidak akan mudah memutuskan sc. Karena ternyata cakupan sc yang di anggap betul – betul diperlukan seharusnya tidak lebih dari 10 persen. (https://www.who.int/reproductivehealth/publications/maternal_perinatal_health/cs-statement/en/ ) . Sedangkan angka sc di Indonesia saat ini adalah sangat besar. Bahkan BPJS pun sempat kebobolan karena SC jadi peringkat kedua claim yang membuat rugi BPJS setelah pasang ring jantung.  (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191123133546-255-450857/defisit-bpjs-menkes-minta-rs-kurangi-sesar-dan-pasang-ring ) dan diartikel tersebut menkes mengatakan sc rate di Indonesia mencapai 45%.

Jika statement WHO saja sangat jauh terlampaui, apalah lagi dengan aturan ALLAH SWT tentang persalinan yang seharusnya secara fitrah (QS 22: 5, QS 16:78, QS 19 : 22-26 QS 31: 14, QS 46 : 15). Dan jika betul-betul terpaksa seharusnya angkanya tidak sampai 10 persen. Jika sudah seperti ini, masih beranikah kita merasa diri tidak bersalah atas sc yang lalu?

Sayapun mengalaminya dan mengakui kesalahan saya sampai akhirnya saya mengalami 2x SC. Itupun saya sesali. Jalan terbaik untuk kembali kepada Allah swt yaitu bertaubat.  Hanya saja ternyata tidak mudah kita bertaubat. Karena ujian akan selalu ada bagi kita yang mengaku beriman dan mengaku ingin bertaubat. Kita harus paham dengan ikhtiar yang benar dalam menuju taubat kita.

Ikhtiar adalah bentuk usaha dari manusia untuk bisa mencapai derajat yang diharapkan. Kita diperintahkan untuk selalu mengoptimalkan ikhtiar. Atau dengan kata lain ikhtiar penuh.

“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.” QS al Israa : 19

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan (nasib) sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan (perilaku) yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. al-Ra’d: 11)

Saking pentingnya ikhtiar, sampai-sampai Rasulullah Saw menyindir umatnya agar senantiasa mencari penghidupan sekecil apa pun dibandingkan meminta. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw bersabda:

“Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya” (HR. Bukhari)

Syarat dari IKhtiar adalah ;

  1. Tidak syirik
  2. Ittiba kepada rasulullah saw
  3. Halal dan thoyib
  4. Tidak mendzolimi orang lain
  5. Tidak merusak lingkungan
  6. Yang sesuai fitrah

 

Taubat adalah kembali kepada Allâh. Seseorang dianggap bertaubat jika ia kembali kepada Allâh Azza wa Jalla dan melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa. Ia tanamkan makna taubat dalam hatinya sebelum diucapkan lisannya, senantiasa mengingat apa yang disebutkan Allâh Azza wa Jalla berupa keterangan terperinci tentang surga yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat, dan mengingat siksa neraka yang ancamkan bagi pendosa. Dia berusaha terus melakukan itu agar rasa takut dan optimismenya kepada Allâh semakin menguat dalam hatinya. Dengan demikian, ia berdoa senantiasa kepada Allâh Azza wa Jalla dengan penuh harap dan cemas agar Allâh Azza wa Jalla berkenan menerima taubatnya, menghapuskan dosa dan kesalahannya.( https://almanhaj.or.id/7192-taubat-pengertian-hakikat-syarat-dan-keutamaan.html )

Bagaimana tidak, kita  benar-benar dalam kesalahan, saat yang lalu mendapat sc, karena mungkin kita lupa bahwa Allah maha sempurna penciptaanNYA. Namun masih saja kita lebih percaya kepada sains. Yang dilkatakan persalinannya lambat, panggul sempit, pembukaan tidak maju, terlilit tali pusat, ketuban habis dan lain-lain. Jika itu semua benar terjadi, apakah berarti pencipta kita tidak sempurna?

Bukankah Allah swt telah menciptakan susunan tubuh kita seimbang? Dan maha sempurna penciptaannya? “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” QS Al Mulk: 3

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang,” QS Al Infithaar : 7

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS Ali Imran : 6

Dan betapa seharusnya kita  malu kita saat Allah swt berfirman “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” QS 18:54

Tentu akan masih banyak yang memiliki alasan secara ilmiah ataupun sains kedokteran yang membuat kita permisif akan tindakan SC. Masihkah kita belum merasa bahwa ikhtiar VBAC ini adalah salah satu jalan taubat?

Kita masih saja berdalih Sc demi kebaikan sehingga kita permisif dengan tindakan ini. Yang membuat angkanya semakin besar. Yang membuat seorang ibu yang seharusnya bisa melahirkan secara normal menjadi abnormal.  “Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”” ( Al Baqarah : 11)

Ternyata kita banyak tidak sadar, karena lebih mempercayai ilmu dunia ketimbang petunjuk dari allah swt langsung. “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (Al Baqarah:12)

Setelah kita tidak sadar telah melakukan kesalahan, Allah swt masih sangat sayang kepada kita. Masih menyelamatkan nyawa  kita dari pisau bedah, menyehatkan kita dan anak kita setelahnya. Artinya Allah swt masih mau memperbaiki kerusakan yang sudah kita buat. Oleh sebabnya jangan sampai kita rusak kembali. “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al A’raaf :56)

Selain itu kita harus pahami bahwa memang kita harus yakin dengan hal-hal yang kita tidak boleh banyak tau tentangnya. Yaitu perkara ghaib. “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” QS Al Baqarah : 2-3

Nah, apakah kebetulan kalau Rahim itu dimasukkan menajdi salah satu hal yang ghaib? “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.  “ QS Luqman : 34

Apa maksudnya yang ghaib itu? Yang Rasulullah saw saja tidak mengetahuinya. “Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andaikata aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. Qs al-A’râf: 188

Terkait segala hal dalam Rahim ternyata Rasulullah saw saja banyak tidak tahu, Karena Allah SWT yakinkan kita bahwa kehidupan dalam Rahim termasuk kedalam salah satu hal yang ghaib. Yang hanya kuasa Allah swt saja yang membentuk dan merubahnya. Yang artinya itu DOMAIN ALLAH SWT.

Untuk ikhtiar, kita lakukan yang memang masih bisa kita lakukan. Ambil yang memang menjadi domain kita. Bukan domain Allah swt. Terkait hal dalam Rahim itu berarti termasuk dalam domain Allah swt.

Hal –hal yang dapat kita ikhtiarkan dalam mencoba VBAC adalah, yang termasuk kedalam domain kita :

  1. Jaga keimanan kepada Allah swt bahwa Allah swt pencipta kehidupan dan mengatur semuanya. Jika semuanya bisa berjalan sesuai fitrah, insyaa Allah generasi barokah akan tercipta. (QS An Nur : 30) “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ; …(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”
  2. Edukasi diri. Karena ilmu dapat meningkatkan dan menjaga keimanan. Dan ilmu akan membuat kita kuat dan percaya diri. Membangkitkan insting sesuai fitrah dan menuju Allah swt. Dengan ilmu kita bisa menolak godaan dari luar dan sekeliling kita. Dengan ilmu dan mengingat Allah swt maka kita akan Carilah ilmu dari orang yang dipercaya. Dan dianggap lebih paham. dan perhatikan indikator keimanan lembaga atau orang yang kita ambil sebagai guru. (al mujadalah : 11) “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Mujadalah/58: 11) Surah al-Mujadalah/58 ayat 11 menjelaskan keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Dan kategori ahli atau oarng yang diambil menjadi rujukan adalah yang juga selalu mengembalikan semuanya kepada Allah swt. “Tanyakanlah pada ahli dzikir”( An nahl/16: 43 dan Al anbiya/21 : 7). Bukan hanya kepada AHLI nya. Harus yang Ahli dzikir dimana yang paham mengembalikan semuanya kepada Allah dan RasulNya. Bukan hanya yang bertitel dan bergelar akademik maupun rujukan jurnal penelitian internasional.
  3. Jaga nutrisi selama hamil, cukupkan asupan protein, cairan, kalsium, zat besi dan yang lainnya. Nutrisi yang adekuat meminimlisir resiko seperti hipermenesis, anemia, pre eklamsia, gangguan tumbuh kembang janin. Cukupkan aktivitas fisik yang mendukung agar terjadi peregangan, pelenturan dan latihan relaksasi agar mampu menerima dan meminimalisir nyeri persalinan. JIka kehamilan minim resiko maka bisa diusahakan persalinan yang minim intervensi. Dan VBAC bisa lebih berhasil.
  4. Minimalisir Intervensi medis rutin yang tidak perlu saat hamil dan persalinan, :
    1. Jangan terlalu sering screening walau tanpa keluhan. Rahim adalah alam ghaib (QS 31:34).
    2. Pilih nakes yang Pro terhadap fitrah natural.
    3. Biarkan kehamilan berjalan dan berakhir mengikuti fitrahnya, jangan mendahului sebelum waktunya bersalin karena Allah yang maha tahu kapan bayi itu dilahirkan (QS 22:5)
    4. Jaga makan minum agar tidak perlu diinfus
    5. Tetap relax dan positif thinking, dan tetap aktif, pengaturan posisi, agar bisa menerima nyeri dan meminimalisir agar tidak perlu obat antinyeri oksitosin mengalir deras agar kontraksi bagus, persalinan lancar. (QS 19:22-26)
    6. Mintalah bantuan pendampingan orang terdekat yang sevisi misi.
    7. Lakukan IMD, yang akan membantu proses laktasi selanjutnya, ASIX  dan laktasi penuh 2 tahun.
    8. Tetaplah berada di lingkaran atau komunitas orang-orang sholih sholihah yang sevisi misi. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” [At-Taubah/9:119]. Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” [Al-Kahfi/18: 28]
  5. Suami, adalah pendamping terbaik

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” An Nisaa’ : 34

Laki-laki diberkahi akal yang lebih kuat dari wanita untuk itu sangat memerlukan arahan dari imam nya. “Tetaplah memberikan peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”(QS. Adz-Dzariat:55).

Suami adalah Wali nya istri, apapun keputusan dalam kehamilan dan persalinan yang memutuskan adalah suami. Apabila ada tindakan medis yang akan diminta tanda tangan adalah suami. Mau VBAC atau re SC suami yang akan dimintai persetujuannya.

Suami adalah pakaian istri, dan istri akan lebih tenang jika suami support penuh terhadapnya. Dan terhadap pilihan VBAC nya. Jadi suami siaga bukan hanya yang stand by secara fisik dalam 24 jam selama kehamilan dan persalinan. Tapi betul betul MEMBERSAMAI proses kehamilan hingga persalinannya sepenuh fisik, mental dan emosionalnya.

Keberhasilan persalinan VBAC yang aman dan minim intervensi pun sangat bergantung dari kualitas pendampingan suami. Oleh sebabnya suamipun wajib satu visi dan misi dengan istri terkait kehamilan dan persalinan.

Penutup

                Rasulullah SAW bersabda “ Semua Bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.” (HR Ibnu Majah no 4241).

Bahasa tulisan memiliki kekurangan disaat kita terbatas dalam menginterpretasikan apa yang kita baca, namun dari tulisan pula kita menambah khazanah keilmuan. Semoga dari tulisan yang belum sempurna ini ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil. Semoga Allah swt Ridhoi Ikhtiar VBAC kita dan mencatatnya sebagai bentuk taubat dan amal sholih.  Semoga Allah swt meridhoi. Amiin ya rabbal alamiin.

Reservasi Hub Kami : 082219784454

Picture of Titin Prihantini, S.ST., Bd., M.Kes., AMANI

Titin Prihantini, S.ST., Bd., M.Kes., AMANI

OWNER TIIN HOLISTIC CARE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

cropped-20221220_122134.png

HOME   I   ABOUT   I   KELAS   I   SHOP   I   ARTIKEL   I   BIRTH STORY 

HUBUNGI KAMI :

Alamat : Jl. Letnan Ukin No.14, Soklat, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41215

JAM : 07.00 – 20.30 (Kecuali Persalinan 24 Jam)

Copyright @ 2023 – TIIN Holistic Care

Support by : yukdigitalin.com